Beranda | Artikel
Tamak Mencari Ilmu Hadits
Rabu, 26 Desember 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Maududi Abdullah

Tamak Mencari Ilmu Hadits (بَابُ الحِرْصِ عَلَى الحَدِيثِ). Ini merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc. dalam pembahasan Kitabul ‘Ilmi dari kitab Shahih Bukhari. Kajian ini disampaikan pada 8 Muharram 1440 H / 18 September 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Shahih Bukhari

Status program kajian Kitab Shahih Bukhari: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa pekan ke-1 dan ke-3, pukul 10:00 - 11:30 WIB.

Download mp3 kajian sebelumnya: Nasihat Imam atau Pemimpin Kepada Kaum Wanita

Ceramah Agama Islam Tentang Tamak Mencari Ilmu Hadits – Kajian Shahih Bukhari

Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari rahimahullah berkata:

حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ المَقْبُرِيِّ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ : قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ القِيَامَةِ ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ ، مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ ، أَوْ نَفْسِهِ

“Telah menceritakan kepada kami Abdul ‘Aziz bin Abdullah berkata telah menceritakan kepadaku Sulaiman dari ‘Amru bin Abu ‘Amru dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah bahwa dia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Aku telah menduga wahai Abu Hurairah bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya`”

Hadits adalah salah satu dari dua sumber ilmu didalam syariat kita. Al-Qur’an dan hadits. Maka masalah ini dibawakan oleh Imam Al-Bukhari didalam kitab ilmu (كتاب العلم) karena hadits adalah sumber ilmu. Kita selalu sampaikan bahwa hadits adalah sumber ilmu setelah Al-Qur’an. Maka tamak terhadap hadits adalah tamak terhadap ilmu agama. Dan barang siapa ingin mempelajari ilmu agama yang benar, yang bersih, yang tidak terkotori oleh pemahaman manusia, yang tidak terkotori oleh adat istiadat suatu bangsa, hendaklah dia kembali kepada sumbernya yang murni. Al-Qur’an dan hadits.

Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjamin orang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan hadits tidak akan tersesat. Karena memang Al-Qur’an dan hadits sumber yang suci, murni, asli dari pada agama kita. Maka dekat-dekatlah kepada ahli ilmu yang mengajarkan Al-Qur’an dan maknanya, juga hadits dan maknanya. Karena didalam belajar kita membutuhkan guru yang mengerti. Maka keseriusan kita untuk belajar adalah mendekat kepada orang yang mahir dalam ilmu tersebut kemudian mempelajarinya dan kalau tidak faham, mananyakan kepada yang mengerti. Dan hendaklah seorang seorang muslim dan seorang muslimah benar-benar tamak terhadap ilmu agamanya. Karena agama ini yang akan memberikan keselamatan kepadanya. Tidak hanya di akhirat, di dunia juga yang bisa menyelamatkan manusia adalah agama. Siapapun yang jauh dari agama akan hancur kehidupannya di dunia sebelum hancur di akhirat. Karena jalan keselamatan adalah berjalan di atas agama Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah.

Al-Qur’an dan hadits adalah sumber agama Islam yang haq, yang benar-benar berpegang teguh kepadanya akan selamat. Kita selalu katakan bahwa masalah ini secara lisan merupakan ijma’ kaum muslimin. Secara lisan, semua kaum muslimin menyatakan bahwa sumber agama Islam dari Al-Qur’an dan hadits. Kemanapun kita pergi, kepada siapapun kita bertanya, siapapun guru kita, saya yakin dan percaya semuanya mengatakan kita harus kembali kepada Al-Qur’an dan hadits karena itu sumber agama kita. Maka ana katakan bahwa kalimat ini sebenarnya bisa dikatakan ‘ijma (sepakat) kaum muslimin bahwa sumber ilmu agama Al-Qur’an dan hadits. Namun permasalahannya adalah siapa yang benar-benar berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan hadits? Siapa yang benar-benar mempelajarinya lalu mengamalkannya? Siapa yang benar-benar ketika ada masalah, mereka benar-benar kembalikan kepada Al-Qur’an dan hadits?

Banyak orang yang mengatakan kembali kepada Al-Qur’an dan hadits, tapi ketika perkataan gurunya berbeda dengan hadits, dia tinggalkan hadits. Lalu dimana letaknya berpegang teguh? Ia menyuarakan kembali kepada Al-Qur’an dan hadits, ketika ada pendapat salah seorang ulama yang dia temukan dan dia sukai, dia terima pendapat ulama itu dan dia tinggalkan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alangkah buruknya yang ia lakukan. Ia tinggalkan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam demi perkataan seorang ‘alim yang ia temukan yang mungkin hidupnya 300 tahun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, 600 tahun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Dimana letak berpegang teguh itu? Orang yang berpegang teguh adalah orang yang apabila menemukan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia tinggalkan apa yang selama ini ketahui kalau berseberangan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pendapat siapapun dari manusia yang berbeda dengan apa yang ada didalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia tinggalkan pendapat manusia itu. Demi berpegang teguh dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Walaupun pendapat itu sudah diamalkan belasan tahun. Namun ketika dia menemukan hadits Nabi bertolak belakang dengan apa yang diamalkan puluhan tahun itu, maka dia menenangkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Inilah Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu, Abdurrahman bin Shakhr, sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat mulia. Abu Hurairah masuk Islam pada tahun ke tujuh hijriyah. Itu artinya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih kurang tiga tahun. Akan tetapi Abu Hurairah mengabdikan hidupnya dan usianya untuk ilmu. Tujuan utama Abu Hurairah datang ke Kota Madinah dari Yaman adalah untuk mempelajari sebanyak-banyaknya hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan beliau sengaja untuk tidak membuat usaha di kota Madinah walaupun bisa untuk itu. Karena orientasi utama beliau mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Kehidupan Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu, kemana Nabi pergi beliau temani, kemana Nabi berada, beliau ikuti. Semua untuk mendengarkan apa yang dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghafalkannya. Tidak hanya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah pun menimba ilmu dari sahabat-sahabat Nabi yang lainnya. Beliau bertanya kepada sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain tentang apa yang pernah dikatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan itu terbukti dari riwayat-riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berbicara tentang kejadian-kejadian sebelum beliau masuk Islam. Kejadian perang Khaibar misalnya yang terjadi pada tahun ke-5 Hijriyah. Ini diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah, padahal Abu Hurairah belum masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah tidak hanya menimba hadits, ilmu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja. 

Didalam biografi Abu Hurairah beliau katakan, “Saya hidup di kota Madinah hanya untuk dua hal, untuk mendapatkan makanan yang menolak rasa lapar dan untuk mendapatkan ilmu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Subhanallah. Tidak ada keinginan mempunyai rumah, tidak ada keinginan memiliki usaha duniawi, bisnis, sehingga pergi ke pasar mencari nafkah. Itulah Abu Hurairah, seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang luar biasa didalam menimba ilmu dan ketamakan  ilmu. Dan itu rekomendasi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, persaksian dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam hadits ini. Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku telah menduga wahai Abu Hurairah bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits.”

Alangkah mulianya rekomendasi ini. Rekomendasi dari orang yang berbicara tidak mungkin dengan hawa nafsunya, rekomendasi terbaik karena berasal dari manusia terbaik di permukaan bumi, rekomendasi yang jujur karena berasal dari manusia paling jujur di permukaan bumi Nabi kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berharap bertemu dengan beliau di akhirat dan ikut dalam kelompok beliau dan orang-orang yang beriman kepada beliau di akhirat. Oleh karena itu kita berusaha di permukaan bumi untuk mempelajari agama sesuai dengan apa yang beliau ajarkan dan mengamalkan yang sesuai dengan apa yang beliau ajarkan. Walaupun berbeda dengan kebiasaan masyarakat yang ada ditengah kita. Dan untuk itu kita mendapatkan berbagai rintangan. Namun kita harus berjuang untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar beriman kepada Nabi kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Simak pada menit ke – 25:59

Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Tamak Mencari Ilmu Hadits – Kajian Shahih Bukhari


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45553-tamak-mencari-ilmu-hadits/